BidikNewsToday.Com (PematangSiantar, SUMUT) – Pilkada Tahun 2020 Nanti, Saatnya Jangan Sampai Salah Memilih Sosok Tokoh Pemimpin Untuk Menjadi Walikota – Wakil Walikota PematangSiantar.
Tak bisa dipungkiri dalam Era Otonomi Daerah saat ini, maju dan pesatnya pembangunan suatu daerah Kabupaten / Kota , tidak terlepas dari hubungan yang Harmonis antara pihak Eksekutif dan Legislatifnya dalam menjalankan roda pemerintahan.
Ditambah lagi adanya dukungan dari unsur pimpinan daerah serta Element masyarakat yang ada, perduli serta selalu turut untuk mendukung program pembangunan di daerahnya, dimana masyarakat hadir melakukan pengawasan menuju raihan hasil yang sempurna.
Untuk Kota PematangSiantar saat ini, Terpilihnya 3 Orang Pimpinan DPRD dari 3 Parpol berbeda hasil Pemilu 17 April 2019 lalu, Dimana saat ini Ketua DPRD dijabat oleh Timbul Marganda Lingga, S.H ( PDI Perjuangan ), Mangatas MT Silalahi, S.E (Partai Golkar), dan Ronald Darwin Tampubolon, S.H ( Partai Hanura ), Sangat disyukuri warga kota Siantar serta banyak mendapat apresiasi warga.
Masyarakat Siantar diuntungkan karena ketiga sosok pimpinan Dewan itu, juga menjabat sebagai Pimpinan Parpol dan Organisasi dikota Siantar.
Sosok ketiganya merupakan Tokoh politik yang sudah beberapa periode duduk di lembaga legislatif.
Berdasarkan sudut pengalaman dari ketiga orang pimpinan dewan Siantar, wajar diberikan Apresiasi kepada Parpol masing-masing karena telah memilih orang yang pas, matang dan telah berpengalaman dilembaga legislatif kota Siantar.
Ini parpol tidak salah menunjuk orang mengutus kadernya mewakili parpol untuk jadi pimpinan dewan kota Siantar periode 2019-2024.
Pendapat ini mengemuka dari Tokoh Muda Kelurahan Martoba Rudi Chandra Tanjung kepada ‘BNT’ beberapa waktu lalu, melihat pandangan politiknya terhadap 3 Orang Pimpinan Dewan Siantar (Ketua DPRD dan 2 Orang Wakil Ketua ) yang sudah dilantik beberapa waktu lalu.
Saya yakin Kota Siantar ini kemajuannya sangat pesat nantinya melihat sosok ketiga pimpinan dewan periode 2019-2024. Kenapa saya katakan demikian, tentu karena saya melihat sosok 3 orang pimpinan dewan Siantar ini namanya cukup familyar dan bukanlah orang asing.
Mereka adalah orang-orang cerdas yang lahir besar dan sekolah serta berumah tangga dikota ini.
Disamping itu sosok ketiganya adalah orang-orang yang paling menginginkan kota ini maju pesat, mengingat ketiganya merupakan para politikus ( Anggota Legislatif ) yang sudah berpengalaman duduk sebagai Anggota Dewan.
Masih menurut pria hitam manis berambut ikal ini kepada Pemred BidikNewsToday, melihat Kondisi kepemimpinan DPRD Kota Siantar Periode 2019-2024, merupakan sebuah sinyal yang mumpuni dan patut disyukuri masyarakat Siantar nantinya.
Hal ini mengingat para pimpinan Dewan Siantar Periode 2019-2024 adalah orang yang paling malu bila mereka tidak mampu menjadi jembatan utama kepada pihak eksekutif untuk memajukan kota Siantar dari ketertinggalannya.
Makanya secara pribadi saya harapkan nanti hadirnya sosok Walikota di tahun 2020 yang bisa bekerja sama dengan lembaga legislatif yang dimotori Oleh Timbul Marganda Lingga, SH sebagai Ketua DPRD (PDI Perjuangan), Mangatas Maruli Tua Silalahi, SE Wakil Ketua DPRD ( Partai Golkar ), Serta Ronald Darwin Tampubolon, SH Wakil Ketua DPRD ( Partai Hanura ).
“Saya sangat berharap dan berdoa semoga tidak ada lagi pemimpin yang lahir seperti sosok dan karakter Walikota sekarang ini (H. Hefriansyah Noer ,SE, MM )”, Ujar Rudi Chandra yang mengaku mengikuti rekam jejak Hefriansyah selama jadi pemimpin dikota Siantar.
Ditanya hal apa saja yang menjadi penilaian yang tak baik soal sosok Walikota Siantar H. Hefriansyah, S.E, MM, Bapak Yang memiliki 2 putri dan 1 orang Putra ini, langsung tersenyum menyambut pertanyaan dari Kru BidikNewsToday.
Bila setingkat Pimpinan Dewan saja sudah mengeluhkan Ketidak perdulian Walikota dengan rakyatnya, serta gaya kepemimpinannya yang dinilai jalan sendiri dengan keputusan dan kebijakannya tanpa menghindahkan peraturan yang berlaku, serta sering mempertontonkan sikap yang tidak menghargai lembaga yang sudah diamanatkan undang-undang sebagai mitra sejajar dengan Eksekutif.
H. Herfriyansyah Noor, SE, MM (Sosok Walikota Pematangsiantar)
Saya menilai Sosok Walikota Pematangsiantar H. Hefriansyah Noer, SE, MM, Harapan ini sungguh jauh dan tidak berlaku .
Lihat saja sejak dirinya dilantik 22 Februari Tahun 2017 lalu, hampir semua kebijakan dan keputusannya menimbulkan kontroversi dan berujung menjadi bibit polemik ditengah-tengah masyarakat Siantar.
Hal ini bisa kita lihat dan buktikan dari peristiwa yang terjadi selama Hefriansyah menjadi Pemimpin dikota yang dulunya dijuluki sebagai kota pendidikan.
Hal ini dimulai dari pengangkatan 773 ASN Pemko Siantar yang menduduki Jabatan Eselon 2, 3,dan 4, yang mana saat pengambilan Sumpah saat acara diadakan di aula auditorium USI Jalan Sisingamangaraja Kecamatan Siantar Sitalasari, mendapatkan protes dari para ASN yang merasa kebijakan Walikota yang mendapat gelar “Wak Labu ” ini , banyak melanggar PP Nomor 18 tentang penempatan ASN yang tidak disesuaikan dengan bidang ilmu dan proporsi instansinya.
Seperti jabatan Kadis Pertanian saat itu yang dijabat oleh Drs. Tuahman Saragih ,tak ayal basicnya adalah seorang guru, namun jabatannya mengelola Dinas Pertanian .
Diakhir tahun pertama dirinya menjabat, pemerintah kota melakukan penggusuran kepada pedagang jajanan malam yang ada sekitaran jalan merdeka depan muhammadiyah .
Tak ayal sikap pemerintah kota saat itu sungguh melukai hati pedagang yang menggantungkan kehidupannya dari areal Trotoar, Setelah sekian lama nyaman dan tentram, akhirnya mendapat eksekusi dari pihak satpol P-P.
Tentu pihak pengaman perda saat itupun mendapatkan perlawanan berat dari pedagang dan keluarganya serta masyarakat sekitar yang merasa pemerintah kota saat itu dianggap tak mempunya hati nurani. Disaat liburan hari besar Natal dan Tahun Baru sudah diambang pintu, kesempatan yang telah lama ditunggu, kandas setelah permohonan pedagang yang meminta batas waktu penertiban dilakukan setelah habis masa liburan Tahun Baru, Kandas dan tak dihiraukan pihak pemerintah kota agar memberikan toleransi waktu.
Bentrokan pun kala itu tak terhindarkan antara petugas penertiban dan pedagang serta masyarakat setempat yang berujung dengan caci makian dari kedua belah pihak dan jatuhnya korban luka.
Diawal Tahun 2018, PJ Sekda kala itu Alm Drs. Resman Panjaitan, Dicopot dari jabatannya dan mengangkat Budi Utari Siregar sebagai Sekda defenitif.
Kebijakan Orang Nomor Satu inipun mendapatkan perlawanan dari Element yang ada karena dinilai sikapnya telah melukai berhubung Pengangkatan Budi Utari penuh ketertutupan serta sosoknya didatangkan dari luar kota Siantar yakni Kabupaten Padang Lawas.
Ditahun yang sama 2018 , berbagai peristiwa pun bermunculan akibat sikap pemimpin Siantar yang tak pernah menganggap para Kuli Tinta sebagai Mitra kerja Pemerintah kota.
Dari mulai perlawanan pedagang Pasar Horas yang menolak akan adanya Relokasi Balairung yang akan dibangun pihak ketiga.
Pembangunan Tugu Sangnawaluh yang ditentang masyarakat yang menamakan dirinya Gabungan Masyarakat Islam ( GAMIS ), mengingat kebijakn yang dibuat H. Hefriansyah Noer, S.E, M.M , Salah tempat dan tidak disetujui pihak Legislatif karena lari dari kenyataan.
Kini Pembangunan Tugu Raja Sangnawaluh Tokoh yang dinobatkan sebagai pendiri kota Siantar tersebut, Mangkrak dan terbengkalai. Bahkan Anggaran yang kadung digelontorkan Pemerintah Kota Siantar, menjadi temuan adanya kerugian negara sesuai Bukti Temuan BPK Tahun 2019 di angggaran APBD Tahun 2018 kota Siantar.
Di tahun 2019 yang sebentar lagi akan ditinggallkan, segala catatan kelam pemerintahan Hefriansyah Noer, Semakin menumpuk persoalan kota ini. Suatu bukti menandakan sosok mantan kontraktor ini tidak becus dan tidat mampu menjadi pemimpin di kota sebagai kota Toleransi di indonesia ini.
Dari mulai retaknya hubungan Hefriansya Noer dengan Sekda Branaudi Utari Siregar, Penangkapan Ir. Adiaksa Purba , MM ( Kepala BPKD ) bersama Bendaharanya Erni Zendrato dalam kasus pungli insentif pegawai, menyeret orang nomor satu tersebut diperiksa oleh DIR KRIMSUS Poldasu sebanyak 2 kali.
Bahkan Sang WAKILNYA Togar Sitorus bersama Sekda Budi Utari saat itu, ikut dimintai keterangan oleh penyidik Poldasu, meskipun Hefriansyah mampu menghadapinya yang dinilai banyak kalangan masyarakat, karena faktor hubungan kedekatan salah seorang ASN Bawahan Hefriansyah dengan petinggi Poldasu, disamping kekuatan Finansial sebagai penguasa yang dimiliki oleh Walikota Nasib tersebut.
Untuk itu Harapan banyak pihak, bila Hefriansyah Noer maju kembali, diminta untuk berpikir 2 kali untuk memilih pemimpin yang sombong dan dinilai banyak pihak, kebanyakan cakapnya daripada bekerja untuk masyarakat, disamping hobbynya yang doyan Traveling selama menjadi Walikota PematangSiantar. ( Penulis Adalah Pemimpin Perusahaan di Bidik News Today). Rudi Chandra.
Memasuki Tahun 2020,